3 April 2010

Terkait Kebijakan Mutasi di Lingkungan Pemkab Limapuluh Kota Amri Darwis Disorot Bekas Suami Istri Mudanya

Hebat! Dua orang laki-laki, yakni Amri Darwis dan Elfi Rahmi, sejak lama diketahui saling memendan dendam dan perang dingin terkait wanita idaman, kini terlibat perdebatan di media massa. Yang diperdebatkan, bukan masalah Wanita Idaman, tapi adalah soal kebijakan mutasi yang sudah dua kali digulirkan Amri Darwis jelang berakhir masa jabatannya sebagai Bupati. Inikah akhir sebuah dendam?

Limapuluh Kota, BAKINNews---Siapa tak kenal Elfi Rahmi? setidaknya, nama mantan Camat Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, ini setahun lalu, pernah menjadi buah bibir dikalangan PNS di lingkungan Kantor Bupati Limapuluh Kota. Pasalnya, mantan Camat Guguak itu, harus rela menahan dendam tatkala istri tercintanya, Romi, memutuskan untuk berpisah dan kemudian melabuhkan cintanya pada Bupati Amri Darwis.
Cerita duka lara yang dialami Elfi Rahmi itu, memang layak cerita roman. Walau kejadiannya sudah berlalu setahun lalu. Dan, kini masing-masing sudah menentukan jalan hidupnya sendiri-sendiri dan Elfi Rahmi telah melabuhkan cinta kasihnya dengan wanita lain. Sedangkan Romi, juga telah bersandar dengan damai di pelabuhan cinta Amri Darwis dalam segala kebahagiannnya.
Seiring dengan berjalan waktu, cerita soal perseteruan cinta antara Bupati Amri Darwis dengan mantan Camat Guguak, Elfi Rahmi, itu telah pupus terkubur zaman. Justeru, kini yang tersisa hanyalah catatan-catatan buram tentang masa silam yang kelabu yang mungkin hanya menjadi sebuah kenangan.
Lama tak terdengar, Elfi Rahmi, bekas suami istri muda Bupati Amri Darwis itu, tiba-tiba muncul kepermukaan. Lewat media massa, Ia ( Elfi Rahmi, red) mengecam dan menyorot soal kebijakan Bupati Amri Darwis yang melakukan serangkaian kegiatan mutasi di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota.
Menurut Elfi Rahmi, dua kali melakukan rangkaian mutasi di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, kegiatan mutasi itu tak lain dinilainya sebuah kebijakan aneh. Secara kasat mata, semakin mengesankan, jika Amri Darwis sudah melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pegawai dilingkungan Pemkab Limapuluh Kota.
“Dari rangkaian kegiatan mutasi yang dilakukan, Saya menilai bahwa kegiatan mutasi itu tak ubahnya ibarat main ular tangga. Sekali dadu dikuncang, seseorang yang berada dibawah sekonyong-konyong bisa meluncur naik,” ujar Elfi Rahmi.

Elfi Rahmi Diduga Gerah
Heran memang! Dulu, tatkala istri tercintanya Romi masih berada dalam pelukan dan kehangatan cintanya ‘ngotot’ minta cerai, konon, dikabarkan tengah kecantol laki-laki idaman lain, Elfi Rahmi saat itu tak banyak bicara pada pers.
Malah, ketika skandal istrinya Romi dan Amri Darwis merebak di media massa, Elfi Rahmi, juga justeru memilih bungkam dan diam seribu bahasa, seolah-olah tak berminat menanggapi masalah skandal istrinya Romi dengan Amri Darwis, sekalipun masalah itu berkaitan langsung dengan kehidupannya.
Lantas, kenapa kini, ketika Amri Darwis dipenghujung masa jabatannya sebagai Bupati membuat sebuah kebijakan mutasi di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, Elfi Rahmi justeru merasa gerah dengan kebijakan Amri Darwis? Lalu, Elfi Rahmi bersuara lantang di media massa dan mengatakan kegiatan mutasi yang dilakakukan Amri Darwis, adalah aneh dan dapat diibaratkan bak permainan ular tangga.
Tidak hanya itu, malah dengan berani Elfi Rahmi menuding kebijakan Amri Darwis melakukan kegiatan mutasi tersebut, hanya didasari kesewenang-wenangan. Artinya, kegiatan mutasi tersebut tidak didasari aturan dalam rangka melakukan pembinaan terhadap PNS yang ada dilingkungan Pemkab Limapuluh Kota.
Menurut Elfi Rahmi, penempatan pejabat dalam mutasi yang digelar dua kali dilingkungan Pemkab Limapuluh Kota, jauh dari semangat the right man, on the right place (menempatkan seseorang sesuai jabatan).
“Saya heran, hanya tamatan SMEA, tiba-tiba seseorang bisa diangkat jadi Camat. Padahal, siapa pun tahu bahwa jabatan seorang Camat tersebut adalah Kepala Wilayah, yang seharusnya memiliki latar belakang pendidikan ilmu pemerintahan,” ujar Elfi Rahmi berpendapat.
Elfi Rahmi mengakui bahwa, dirinya mengeluarkan pendapat seperti ini bukanlah didasari sakit hati dan kecil hati dan bukan pula bermaksud mengecilkan seseorang. Kecuali Ia ingin mengingatkan bahwa Pemkab harus berjalan di atas rel. Jangan melakukan mutasi seenak perut dan ngawur.
Elfi Rahmi malah bertambah heran sekaligus bertanya-tanya, apakah kegiatan mutasi di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, sudah berjalan sesuai aturan dan mekanisme yang jelas dan benar. Menurutnya, dalam rangkaian mutasi dilingkungan Pemkab Limapuluh Kota, Amri Darwis, sudah mengabaikan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/15/MPAN/4/2004 tentang larangan pengalihan PNS dari jabatan guru ke jabatan non guru.
Sementara itu, usai melakukan pelantikan dan mengambil sumpah jabatan pejabat Eselon II dan III di Mesjid Al Kausart Tanjung Pati, Bupati Amri Darwis yang ditanya seputar munculnya suara sumbang atas kebijakannya melakukan mutasi, justeru berkilah bahwa kegiatan mutasi yang dilakukan sudah berjalan sesuai aturan.
“Saya akui, dari rangkaian mutasi yang dilakukan ini, tentunya, tidak memuaskan semua pihak. Namun perlu diketahui bahwa kegiatan mutasi semata-mata mengisi kekosongan pejabat dan memberi reward PNS teladan dan untuk promosi,” aku Amri Darwis. BIN 925

Tidak ada komentar: