9 April 2010

Menyoal Buku Syaiful Karim dan Pengajian Rutin di Rumah Walikota Solok Kalau Tidak Taubat, Syamsu Rahim dan Pengikutnya Terancam Bagikan


Prof. Dr. Amir Saripuddin, Mantan Ketua MUI Sumbar 2 Periode
Telah Mengadukkan Aqidah Islam Dengan Aqidah Sufi

Selayo, BAKINNews---Sementara Amir Saripuddin dalam sosialisasi tersebut memberikan kesimpulan, tentang Ajaran Syaiful Karim yang terutama telah terungkap dalam bukunya yang sesat dan menyesatkan, dan telah mencampur adukkan aqidah Islam dengan aqidah Sufi yang telah melecehkan kehormatan dan kesucian Ajjar Aswad serta telah memplesetkan makna ayat-ayat Alqur’an, karena itu harus dihapus dan dibubarkan ajaran-ajarannya yang dikembangkan dimungka bumi ini.
Disamping itu Ormas Islam telah menyatakan, Ajaran Syaiful Karim harus secepatnya dihentikan penyebarannya, karena dapat merusak tatanan kehidupan Umat dan budaya Minangkabau yang berdasarkan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” dengan arti kata, Adat Memakai Syarak Berkata, untuk itu di Wilayah Sumbar pada khususnya, di Indonesia pada umumnya harus dihentikan dan dihapuskan.
Untuk itu, diminta pada Umat Islam agar menjaga ketentraman dalam menyingkapi aliran sesat ini dan menjauhkan diri dari perbuatan anarkhis. Kepada mereka yang sudah terpengaruh dari Ajaran Syaiful Karim, agar segera bertobat dan kembali keajaran yang benar, jelas Amir Saripuddin. BIN 700

3 komentar:

BIDADARI mengatakan...

QS surat 68 Al Qalam ayat 7 :"Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya; Dia-lah yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk".Bila ada orang mengambil hak orang lain dan orang tsb. tidak ridho maka disebut pencuri serta bisa ditangkap polisi dan hukumannya dipenjara. Sekarang bila mengambil haknya Allah apa ya hukumannya?, padahal pengadilan akhirat lebih keras
Salam Ibu Asminar

BIDADARI mengatakan...

Baca QS 53 An Najm ayat 28, 29 dan ayat 30:"Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dia pulalah yang paling megetahui siapa yang mendapat petunjuk" Bila ada orang diam-diam mengambil dompet orang lain dan orangnya tidak ridho, apa bisa disebut pencopet. Sekarang bila ada orang mengambil haknya Allah dengan memvonis orang lain sesat apa juga bisa disebut copet

Anonim mengatakan...

Bismillah.

Allah Azza Wa Jalla menurunkan AlQuran dan Sunnah sebagai pembeda hak dan batil. Memahami AlQuran dan Sunnah harus sesuai dengan praktek orang yang diturunkan kepadanya dua petunjuk ini, yaitu para sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Karena, merekalah yang mengalami peristiwa-peristiwa turunnya petunjuk ini selama 23 tahun. Mereka hidup bersama Rasulullah, berperang bersama Rasulullah, hijrah bersama Rasulullah. Mengalami susah, senang, dan segala hal bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.
Mereka lah yang dijamin Allah dengan keridhaanNya dalam QS At Taubah ayat 100.Allah ridha pada para sahabat dari Muhajirin dan Anshar, dan mereka yang mengikuti mereka dengan baik.
Barangsiapa mengikuti mereka, maka Allah meridhainya.
Barangsiapa tidak mengikuti mereka, maka jalan siapa lagi yang mereka ikuti?Bukankah setelah petunjuk, maka hanya ada kesesatan?

Apakah pemahaman Syaiful Karim (yahdikumullah, semoga Allah memberinya petunjuk) sesuai dengan pemahaman sahabat? Ataukah pemahamannya menyimpang dari pemahaman para sahabat?

Pemahaman Syaiful Karim menyimpang jauh dari ajaran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Beliau tidak memahami AlQuran dan Sunnah sebagaimana seharusnya. Konsekuensinya, ia sesat dan menyesatkan.
Siapa yang bilang? Allah.
Dalam QS At Taubah 100, Allah menyebutkan bahwa keridhaannya dicapai dengan mengikuti jalannya para sahabat. Barangsiapa tidak mengikutinya, ia sesat.
Agama ini telah sempurna, dan siapa yang menyelisihinya, ia sesat dan menyesatkan.

Jika kita tidak bisa mengetahui seseorang sesat atau tidak, lalu untuk apa diturunkan AlQuran dan Sunnah? Justru AlQuran dan Sunnah diturunkan agar kita bisa mengetahui jalan yang sesat dan menjauhinya.

Maka bertaubatlah setiap yang mengikutinya, dan pelajarilah mengenai agama ini dari sumber yang benar, yaitu dari mereka yang memahami Alquran dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat, tabi'in (orang yang mengikuti sahabat), dan tabi'ut tabi'in (orang yang mengikuti tabi'in). Ikutilah mereka dan jauhilah setiap orang yang menyimpang darinya!