3 April 2010

Menyoal Buku Bertamu ke Rumah Nya

Zulkarnaini : Isi Buku Menyesatkan Umat

Solok, BAKINNews---Ketua MUI Kab. Solok, Zulkarnaini kembali menegaskan pernyataannya, bahwa isi buku “Bertamu ke Rumah Nya” yang ditulis/dikarang Syaiful Karim menyesatkan. Karena isi buku tersebut menyesatkan, otomatis ajaran yang diberikan Syaiful Karim melalui buku itu dan praktek pengajiannya pun menyesatkan.
Dia membantah anggapan oknum-oknum tertentu pengikut pengajian Syaiful Karim yang mengatakan pengajian/ajaran Syaiful Karim termasuk Tarekat. Menurutnya, Tarekat itu memiliki standar-standar tertentu dan ajaran Syaiful Karim tidak termasuk kedalam itu.
“Isi buku Bertamu ke Rumahnya Syaiful Karim menyesatkan. Otomatis, ajaran dan pengajiannya pun menyesatkan. Juga, ajarannya bukan Tarekat,” ujarnya khusus kepada media ini.
Komisi Fatwa MUI Sumbar, lanjut Zulkarnaini, juga telah membahas buku dan ajaran Syaiful Karim tersebut. Hasilnya, Komisi Fatwa MUI Sumbar memberikan penilaian yang sama bahwa buku dan ajaran Syaiful Karim menyesatkan. Hasil pembahasan Komisi ini telah disampaikan ke Pakem Sumbar untuk ditindaklanjuti. MUI Kab. Solok sendiri, diakuinya, memang terlambat menyikapi dan menindaklanjuti.
Menurut Ketua MUI Kab. Solok itu, penyesatan terjadi karena ajaran-ajaran yang disampaikan Syaiful Karim beranjak dari mimpi-mimpi Syaiful Karim. Disamping itu, dia menduga pula adanya pengaruh Kejawen Jawa. Dalam hal ini, Syaiful Karim yang merupakan Buya/Ustadz yang acapkali diundang Walikota Solok Syamsu Rahim memberikan pengajian di Rumah Dinasnya di Tembok Kota Solok ini, bermimpi seakan-akan telah bertemu Allah.
Dari isi buku yang mengandung ajaran sesat tersebut, Ketua MUI Kab. Solok Zulkarnaini mengungkapkan simbol-simbol agama telah diplesetkan ke simbol-simbol sex. Sebagai contoh, Hajar Azwat disimbolkan dengan kemaluan wanita, perkataan jasmani diplesetkan dengan mengurainya menjadi jas dan mani. Selain itu, ajaran sesat itu mengaku bertemu Allah di dunia. Padahal, bertemu Allah hanya bisa di akhirat kelak.
“Nabi Muhammad, menurut ajaran sesat Syaiful Karim, baru diperintahkan sholat ketika Isra’ Mi’raj tersebut. Padahal, jauh sebelum itu Nabi Muhammad telah melakukan sholat seperti sholat malam dan lainnya. Harusnya, kita yang mengikuti dan menjalankan hadist Nabi dan ayat Allah. Bukan sebaliknya, kita melakukan pembenaran,” tambahnya.
Namun bilamana ajaran sesat Syaiful Karim ada memiliki oknum-oknum pengikut tertentu, Zulkarnaini menilai keberadaan Umaro ikut memberikan andil untuk itu. Dia menduga para oknum jema’ah sengaja dikondisikan untuk kepentingan politis Umaro bersangkutan. BIN 868

Tidak ada komentar: