9 April 2010

Menyoal Buku Syaiful Karim dan Pengajian Rutin di Rumah Walikota Solok Kalau Tidak Taubat, Syamsu Rahim dan Pengikutnya Terancam Bagikan


H. Gusrial Gazahar, LC. MA., Ketua Fatwa MUI Sumbar
Kajian Tasauf Yang tak Matang

Selayo, BAKINNews---Menyikapi pengajian sesat Syaiful Karim serta Buku yang berjudul “Bertamu di Rumahnya,” guru yang didatangkan Syamsu Rahim ke Rumah Dinas Walikota Solok.
Dikatakannya, bahwa dia sudah mengundang Syaiful Karim untuk berdialog, untuk mencari kebenaran, undangan itu diberikan satu minggu sebelum acara dilaksanakan, karena selama ini ada isu yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, kenapa si penulis (Syaiful Karim) guru yang didatangkan Syamsu Rahim tidak pernah datang untuk berdialog dalam acara bedah buku dengan hasil karyanya yang bersangkutan tidak pernah hadir, ada apa?
MUI tidak akan pernah berhenti menyampaikan amarmakruf nahimungkar tentang kesesatan ini, sampai kapanpun walaupun dalam kondisi apapun baik Pilkada ataupun tidak Pilkada MUI tidak akan berhenti untuk menyampaikan ini pada masyarakat luas khususnya di Wilayah Sumatera Barat ini.
Bagi anda yang menilai misi MUI dibalik semua ini terserah, karena ini tugas kami selaku Ulama, karena MUI tidak dalam hal ini menusuk atau mengarahkan tusukan pada per Individu, walaupun sudah bertemu dan setelah itu lari saja, malah ketika ditegurpun tidak menjawab, walaupun itu Pimpinan atau penguasa, namun bagi MUI tidak masalah.
MUI dalam hal ini tidak menuju pada orang terhormat, siapapun yang berfikiran seperti ini adalah keliru dalam pandangan MUI apapun pangkatnya, dalam mempertangung jawabkan kajian ini sesuai dengan keimanan yang penuh dan sunah ini tanggung jawabnya Dunia dan Akhirat.
Semua buku karya Syaiful Karim kulitnya saja yang berubah, isinya sama mengarah pada satu titik yang sama, mengarah pada Ajar Aswad tidak pernah bergeser dari titik itu juga dan ini akibatnya kalau kajian Tasauf yang tidak matang dalam pemahamannya akhirnya penulis menimbulkan khayal ketika dia pergi haji.
Ketua Fatwa MUI Sumbar mengharapkan, jangan sampai para ulama kita yang ada di Sumatera Barat sampai tunduk dan patuh pada penguasa dalam hal agama Islam, karena itu akan dikhawatirkan akan adanya intervensi atau penekanan dari penguasa.
Ketua Fatwa MUI Sumbar tidak setuju dengan perbuatan penguasa seperti itu, jelas H. Gusrial. BIN 700

Tidak ada komentar: