3 April 2010

Ketua MUI Kab. Solok, Zulkarnaini Islah Dengan Wako Syamsu Rahim Bersifat Pribadi

Solok, BAKINNews---Ketua MUI Kab. Solok, Zulkarnaini mengatakan islah/silaturrahim dirinya dengan Syamsu Rahim hanya untuk menghindari fitnah dan konflik pribadi, sebagaimana opini yang berkembang. Islah Selasa malam (16/3) itu sendiri diprakarsai Hamdi El Gumanti dari Paga Nagari bertempat di rumah Gusfirman Aciak keseharian Ketua Gapensi Kab. Solok di Simpang Perumnas Koto Baru, yang dihadiri pula oleh Wira Dt. Bdr Kayo, dan Usri Efendi dari Kesra Pemko. Solok.
Menurutnya, dia telah menyampaikan kepada Syamsu Rahim bahwa secara pribadi dirinya (Zulkarnaini, red) sebagai pribadi Muslim, anak bangsa dan lainnya tidak ada masalah dengan Syamsu Rahim. Namun, kata Zulkarnaini, Syamsu Rahim berkeinginan agar pengajian Syaiful Karim di Rumah Dinasnya di Tembok dianggap benar.
“Syamsu Rahim cerita panjang lebar. Menurut dia, tak ada salahnya pengajian yang diselenggarakan di Rumah Dinasnya itu,” ujar Zulkarnaini saat memaparkan pertemuan islahnya dalam acara jumpa pers bersama wartawan media cetak/elektronik Solok, Jum’at (19/3).
Atas hal itu, Zulkarnaini mengatakan dia didahulukan selangkah dalam urusan agama. Dan, MUI harus berbicara karena umat mempertanyakan soal pengajian dan buku Syaiful Karim tersebut. Ketua MUI Kab. Solok ini mengungkapkan dia telah menyampaikan kepada Syamsu Rahim, bahwa tidak bisa mendiamkan sesuatu yang dianggap salah.
“Saya katakan kepada Syamsu Rahim bahwa itu hanya isi buku, tak memojokan Syamsu Rahim. Namun Syamsu Rahim merasa dirinya telah dituding menganut ajaran sesat. Lalu Saya katakan, umat bisa saja menganologi bahwa logikanya kalau ajaran itu sesat maka yang menganut juga sesat,” jelasnya.
Ketua MUI Kab. Solok, Zulkarnaini melanjutkan Syamsu Rahim lantas meminta dirinya tidak dianggap menganut ajaran sesat. Namun, permintan ini ditolak tegas dan isi buku tersebut tetap dinyatakan menyesatkan. Menurut Zulkarnaini, dia tetap dengan pendiriannya tersebut hingga waktu berjalan sampai Rabu dini hari (17/3) jam 01.00 WIB. Merasa tak puas, Syamsu Rahim mensinyalir ada tendensi politis.
“Terkait tendensi politis tersebut, Syamsu Rahim mempertanyakan kenapa pengajian itu dibicarakan sekarang. Lalu, Saya (Zulkarnaini, red) jawab bahwa pembahasan justeru telah dimulai ketika di Mesjid Agung Al Muhsinin Kota Solok. Saya sebutkan pula kepada Syamsu Rahim bahwa hasil pembahasan di Mesjid Agung itu merekomendasikan pengajian dihentikan, hingga MUI Kota Solok bisa membuktikan ajaran/pengajian Syaiful Karim tidak sesat,” kata Ketua MUI Kab. Solok.
Masih tak puas, ungkap Zulkarnaini, Syamsu Rahim mempertanyakan pula kenapa orang luar (Kota Solok) diundang. Tidak hanya itu, Syamsu Rahim meminta soal agama jangan diperdebatkan. Menanggapi ini, Zulkarnaini mengatakan dia sepakat soal agama tidak untuk diperdebatkan. Namun, tidak sepakat untuk mendiamkan saja soal hadist Nabi/ayat Al Qur’an yang ditafsirkan melenceng.
“Ternyata, Syamsu Rahim mulai emosi. Saya tidak meladeninya lagi soal itu. Untuk tidak berlama-lama, Saya hanya mendudukkan kembali bahwa antar pribadi tidak ada masalah, tapi isi buku tetap menyesatkan,” kata Ketua MUI Kab. Solok, Zulkarnaini mengakhiri. BIN 868

1 komentar:

BIDADARI mengatakan...

Baca QS 53 An Najm ayat 28, 29 dan ayat 30:"Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dia pulalah yang paling megetahui siapa yang mendapat petunjuk" Bila ada orang diam-diam mengambil dompet orang lain dan orangnya tidak ridho, apa bisa disebut pencopet. Sekarang bila ada orang mengambil haknya Allah apa juga bisa disebut copet