3 April 2010

Buntut Penyaluran Sapi Bantuan Stimulus di Indobaleh Mungo Sebuah Rumah Dibakar, Kolam Ikan Dirusak

Polemik lahan BPTU terus bergulir, sampai dipersoalkan bantuan sapi secara stimulus yang harus berurusan dengan pihak berwajib. Bahkan rumah ketua kelompok dibakar orang tidak dikenal, karena tidak puas dengan perlakukan yang mereka terima.

Limapuluh Kota, BAKINNews---Nasib ratusan warga Mungo, boleh jadi, bak jatuh terhimpit tangga. Walau mendapat bantuan sapi sebagai konpensasi agar mengosongkan lahan BPTU. Namun, sialnya, para penerima bantuan stimulus itu, harus menelan pil pahit, karena harus berurusan dengan pihak berwajib.
“Kami dilaporkan ke Polresta Payakumbuh oleh warga Mungo yang tidak puas, Ia mencurigai penyaluran sapi bantuan stimulus yang diperuntukan bagi 374 KK yang berladang di lahan BPTU, tidak tepat sasaran dan dicurigai terindikasi tindak pidana korupsi,” ujar pemuka masyarakat Nagari Mungo, Nahar Sago, kepada wartawan yang diundangnya untuk jumpa pers.
Dalam temu pers itu, tidak hanya Nahar Sago yang memberikan penjelasan. Namun, 7 orang ketua kelompok petani peternak yang ikut menerima bantuan tersebut juga memberikan klarifikasi atas tuduhan warga Mungo yang disampaikan ke Polresta Payakumbuh itu.
M. Dt. Ratiah mengaku sebagai ketua kelompok Pitopang, dengan tegas membantah tuduhan telah melakukan kongkalingkong dalam penyaluran sapi bantuan stimulus tersebut.
“Tidak benar ada kongkalingkong dalam penyaluran bantuan sapi ini, kecuali Ia mengakui, ada warga yang tidak puas atas penyaluran bantuan tersebut, lantaran hanya mendapat jatah seperempat dari jumlah bantuan yang disalurkan,” ujar M. Dt. Raiah.
Menurut M. Dt. Ratiah, kebijakan tentang adanya warga mendapat jatah bantuan seperempat atau setengah dari jumlah bantuan, bukan atas kemauan ketua kelompok. Namun, kebijakan itu sudah disepakati secara bersama-sama dan diputuskan dalam rapat musyawarah masyarakat bersama pihak BPTU, Pemkab Limapuluh Kota dan DPRD.
Hal senada juga disampaikan M. Nur, ketua kelompok Berkat Usaha. Menurutnya, jumlah bantuan sapi yang disalurkan anggota kelompok memang tidak merata. Namun, jumlah bantuan yang disalurkan berdasarkan penilaian sejauh mana tingkat perjuangan warga terhadap tanah ulayat warga Mungo yang telah lama dikuasai pihak BPTU Padang Mengatas.
“Jika seseorang dirinya dinilai berjasa untuk memperjuangkan tanah ulayat Mungo yang sudah puluhan tahun di kuasai BPTU, dan malah pengorbannya tidak terhingga, maka yang bersangkutan mendapat bantuan satu ekor sapi. Namun, jika seseorang perjuangannya dinilai tidak penuh, tentu bantuan yang Ia terima juga tidak penuh,” ujar M. Nur.

Rumah Ketua Kelompok Dibakar
Heboh soal penyaluran bantuan sapi yang berbuntut dilaporkannnya ketua-ketua kelompok ke Polisi, ternyata tidak berakhir sampai disitu saja.
Malah, beban mental yang harus dihadapi para ketua kelompok selain ada yang mendapat tekanan, ancaman dan teror, bahkan seorang ketua kelompok bernama Ospamer rumahnya dibakar oleh orang tak dikenal.
Meski pembakaran rumahnya yang terjadi Januari lalu, dan peristiwa itu telah dilaporkan ke Polisi, Namun, sampai berita ini dimuat, pihak Kepolisian setempat belum berhasil mengungkap siapa orang tak dikenal yang telah membakar hangus rumahnya itu.
Menurut Ospamer, teror yang dihadapinya tidak hanya sebatas pembakaran rumah. Tapi, dua kolam miliknya juga dilepas orang tak dikenal. Kerugian yang Saya alamai, aku Ospamer atas tindak kejahatan itu mencapai Ratusan Juta.
Ketika koran ini melakukan peninjauan ke lokasi, Ospamer mengaku sampai kini masalah pembakaran rumahnya itu belum berhasil diungkap. Saya berharap pihak Kepolisian berhasil membongkar kasus ini, karena dampaknya mendapatkan ancaman baru di daerah ini.
Kapolresta Payakumbuh, AKBP. Mahvira Zein melalui Kasatreskrim, AKP Eridal, mengakui telah menerima pengaduan dari warga bahwa penyaluran bantuan sapi stimulus dari pemrintah pusat tahun 2010 itu, diduga terjadi tindak pidana.
“Masalah ini masih dalam penyelidikan, termasuk soal pembakaran rumah ketua kelompok bernama Ospamer, juga sedang dalam penyelidikan,” ujar Eridal dibalik gagang teleponnya. BIN 925

Tidak ada komentar: